top of page

[Book Review] The Little Book of Contentment

  • Writer: Syllia Stera
    Syllia Stera
  • May 26, 2021
  • 3 min read

Updated: Jul 4, 2021


Judul: The Little Book of Contentment

Penulis: Leo Babauta Bahasa: Bahasa Inggris ISBN: -


Summary:

Ditulis oleh Leo Babauta, penulis buku Zen Habits, The Little Book of Contentment, membahas mengenai contentment- kepuasan dalam hidup.


Manusia adalah mahluk yang tidak akan bisa pernah puas. Banyak orang mengira kita bisa mencapai kepuasan setelah mendapatkan apa yang kita inginkan, namun ternyata setelah mendapatkan yang kita inginkan kita malah tetap merasa tidak puas dan masih terus menginginkan hal lain lagi.


Melalui buku ini, kita diajak untuk merenungi kembali apa yang sebenarnya kita cari- apa yang kita inginkan dalam hidup ini, apakah sumber dari ketidakpuasan dalam hidup kita dan bagaimana caranya supaya bisa menjalani hidup dengan content.


Biasanya, sumber ketidak puasan dalam hidup manusia tidak hanya berasal dari lingkungan sekitarnya saja tapi juga dari diri sendiri. Contohnya adalah karena kurangnya rasa percaya terhadap diri sendiri dan karena kita merasa tidak puas dengan diri kita saat ini yang tidak sesuai dengan gambaran ideal yang ada dalam pikiran kita.


Lalu bagaimana caranya supaya kita bisa lebih bahagia dan puas dengan kehidupan kita saat ini? Caranya bisa dimulai dengan mulai mempercayai diri sendiri dan juga orang lain di sekitar kita. Jika kita percaya kita bisa melakukan hal yang kita inginkan. Dengan begitu, kita pun bisa mendapatkan kepuasan dari sebuah accomplishment. Selain itu, sebaiknya kita pun memikirkan kembali gambaran kehidupan ideal yang kita pikirkan, karena ketidakmampuan untuk mencapai idealisme tersebut bisa menjadi faktor yang membuat kita tidak puas dalam hidup. Ditambah lagi belum tentu gambaran ideal itu sebenarnya cocok dengan kita. Karena itu, ada baiknya jika kita memahami diri kita sendiri lebih dalam dan menyesuaikan kemampuan kita dengan idealisme tersebut.


Akan tetapi, disini Leo Babauta juga mengingatkan bahwa merasa puas dengan kehidupan bukan berarti menjadi stagnan dan berhenti mengembangkan diri. Namun walaupun pengembangan diri adalah hal yang baik, bukan berarti kita juga harus memaksakan diri untuk melakukan self improvement ketika tidak ada yang perlu diubah dari diri kita.


Selain berbagai penjelasan mengenai contentment, di buku ini juga terdapat beberapa mind exercise untuk membuat kita merenungi kembali berbagai hal dalam kehidupan kita, agar bisa mencapai kehidupan yang lebih bahagia dan puas.



Waktu itu aku lagi iseng liat-liat timeline medsos dan kebetulan ada orang yang ku follow nge-review soal e-book ini, plus ngasih info juga kalau buku ini gratis. Sebagai penggemar gratisan tentu saja aku langsung cus ke lokasi dan download bukunya. Tadinya sempat ragu karena jujur, buku-buku motivasi dan wejangan kayak gini sebenernya bukan tipe bacaan aku banget. Tapi terus aku mikir ‘well, there’s no harm in trying, siapa tau malah jadi membuka cakrawala baru kan’.


Oke kita sudahi curcolnya. Back to the topic, seperti buku motivasi pada umumnya, tentu saja buku ini berisi banyak wejangan ya. Sesuai summary-nya, wejangannya tentu saja soal kiat-kiat menjalani hidup yang lebih fullfiling dan bahagia.


Sebenernya sih topiknya bagus dan berguna buat membantu kita biar bisa hidup dengan lebih damai dan bahagia, cuma sayangnya isinya itu mainstream banget. To be honest, aku nggak dapet rasa tercerahkan sama sekali ketika baca buku ini karena semua yang dibahas di buku ini bisa banyak ditemukan di artikel soal positivity yang bertebaran di internet.


Well, ada beberapa point yang aku setuju banget sama si penulis ini sih, tapi ya itu, secara konten nggak ada yang istimewa, nggak ada yang baru atau eye opening. Tanpa baca buku ini pun kamu bisa dapet wejangan yang sama dari berbagai konten artikel yang dibuat sama akun mental health kok.


At the very least, cara penyampaian topiknya termasuk santai dan nggak berat, jadi bisa dibilang termasuk easy to read lah. Walaupun tetep aja bagiku buku ini big miss banget.


(so much for trying to ‘membuka cakrawala baru’, huh. Mungkin masih belum saatnya buatku untuk bisa membaca buku-buku motivasi)


So the verdict is: ini bukan jenis buku yang akan kubaca dua kali ataupun membekas di hati karena, well, this kind of thing is simply not my cup of tea. Terlalu mainstream, terlalu menggurui (walaupun mengguruinya dengan cara santai, tapi aku paling nggak suka dikasih wejangan jadi ya gitu deh) dan too positive for my edgy' ass. Tapi mungkin buat yang suka dengan hal-hal berbau positivity buku ini bisa jadi bacaan yang bagus. At least kalau baca buku ini jadi nggak perlu ribet ngeklik berbagai page artikel mental health soal cara hidup bahagia, karena semua sudah dirangkum disini.


Bagi yang mau baca, bisa langsung download dari sini.


Rating: 2.5/5

コメント


Post: Blog2_Post

Subscribe Form

Thanks for submitting!

  • Facebook
  • Twitter
  • LinkedIn

©2021 by Syllia's Book Trail. Proudly created with Wix.com

bottom of page