top of page

[Book Review] 86 - Eighty-Six -

  • Writer: Syllia Stera
    Syllia Stera
  • May 18, 2021
  • 4 min read

Updated: Jul 4, 2021


Judul: 86 - Eighty-Six - (86―エイティシックス―) Penulis: 安里 アサト (Asato Asato) Bahasa: Bahasa Inggris (terjemahan dari Bahasa Jepang) ISBN: 978-4048926669

Summary:

Selama 10 tahun terakhir, Republic of San Magnolia terus berperang dengan negara tetangga, Giad Empire yang tiba-tiba mengirim pasukan drone tempur mereka, Legion, untuk menyerang negara-negara tetangga di sekitarnya. Untuk mempertahankan negara mereka, San Magnolia pun menciptakan drone bernama Juggernaut dan juga sistem komunikasi Para-RAID, yang digunakan untuk mengontrol Juggernaut dari jauh. Berkat penemuan ini, San Magnolia bisa terus berperang dan mempertahankan negara tanpa harus menumpahkan darah rakyatnya.


Namun ternyata kenyataannya tidak seindah itu karena Juggernaut bukanlah sebuah drone biasa. Di dalamnya ada pilot yang mengendalikannya, yang berasal dari distrik ke 86. Distrik ini adalah distrik buangan yang diisi oleh warga San Magnolia yang bukan berasal dari ras Alba- ras yang terkenal dengan rambut silver dan kulit putih mereka. Para pilot dari distrik 86 ini disebut sebagai Eighty Six dan tidak dianggap sebagai manusia- mereka menerima berbagai penyiksaan dan penindasan, dan dipaksa untuk mempertaruhkan nyawa mereka di medan perang.


Tokoh utama novel ini adalah dua orang warga negara San Magnolia dari kasta sosial yang berbeda; Vladilena Milize, seorang gadis keturunan bangsawan Alba dan Shinei Nouzen, seorang Eighty Six.


Vladilena Milize (Lena) adalah sprajurit di angkatan bersenjata San Magnolia dan orang termuda yang pernah mendapat pangkat Mayor. Berbeda dengan warga San Magnolia pada umumnya yang memandang para Eighty Six sebagai hewan, Lena menganggap mereka sebagai sesama manusia dan benci dengan sikap rasis warga negaranya. Lena ditugaskan untuk menjadi pengawas dari Spearhead Squadron, pasukan Eighty Six veteran yang bertugas mempertahankan wilayah timur. Tentu saja awalnya Lena tidak mendapatkan sambutan yang baik dari anggota Spearhead Squadron. Tapi Lena tidak menyerah, dia tetap memperlakukan mereka dengan baik dan berusaha berteman dengan mereka.


Shinei Nouzen (Shin) adalah seorang Eighty Six yang menjadi kapten dari Spearhead Suqadron, dan memiliki gelar lain di medan tempur; Undertaker, sang Dewa Kematian. Shin yang sudah mati rasa dengan kehidupan sudah tak peduli lagi dengan masalah Eighty Six atau Alba, hidup atau mati. Sikapnya ini membuatnya bisa berkomunikasi dengan Lena tanpa ada masalah prejudice. Namun dibalik sikap hidup segan mati tak maunya itu, Shin juga menyimpan rahasia masa lalu yang terhubung dengan Lena, dan juga menjadi penyebab mengapa semua pengawasnya menjadi gila.


Lena, seorang Alba yang menginginkan kesetaraan bagi para Eighty Six dan Shin, seorang Eighty Six yang hidup hanya untuk bertempur dan memberikan kematian yang layak untuk teman seperjuangannya. Inilah kisah dua orang dengan status, ras, dan kehidupan yang berbeda, yang bertempur bersama tanpa tahu wajah masing-masing, demi mempertahankan idealisme mereka di dunia yang kejam.


Akhir-akhir ini jarang ada novel fantasy bertema militer yang beneran bagus, dan 86 ini adalah salah satunya. Mungkin bisa dibilang ada sedikit unsur mecha-nya juga, karena disini banyak pilot robot yang dipakai buat perang. Orang bilang "mecha genre is dead", dan mau nggak mau kita memang harus mengakui itu mengingat betapa jarangnya ada yang bikin cerita mecha bagus. Makanya bersyukur banget ada 86 ini yang ceritanya robot-robotan dan bagus.


Now, lets talk about the plot. Sebenernya 86 ini pakai tropes klise yang sudah keseringan dipakai: ada seorang cewek dari ras yang superior dan mau berteman dengan yang dianggap ras rendah, dan berkat kebaikannya para ras ini bisa percaya sama dia, dan bersama-sama mereka melawan ketidaksetaraan di sekitar mereka.


Terutama bagi yang pernah nonton Code Geass: Boukoku no Akito, melihat Lena dan Shin ini pasti akan langsung teringat sama Layla dan Akito. Apalagi mereka sama-sama memakai military setting, dengan sifat yang kurang lebih sama. Lena dan Layla yang seorang putri bangsawan sekaligus strategis yang handal, memimpin pasukan yang isinya kaum buangan. Shin dan Akito, sang ace pilot yang sifatnya cool, dengan fighting style berupa melee combat dengan banyak acrobatic manuever, plus punya masalah keluarga. Dan bagaimana dengan perbedaan yang seperti itu mereka bisa dekat dan mulai punya perasaan terhadap satu sama lain. Yeah, tipikal war story yang klise banget.


Tapi satu hal yang bikin 86 ini bagus adalah world building yang apik, perkembangan plot yang linear tapi tanpa plothole, plus deskripsi setiap kejadian yang sangat detail juga. Terutama deskripsi tiap battle scene, bener-bener detailed banget. Rasanya seperti nonton film, semua yang terjadi bisa dibayangin dengan mudah karena deskripsinya yang sangat detailed.


Tapi sayangnya dari segitu banyak karakter yang muncul disini, selain Lena dan Shin yang lainnya kurang tergali. Sering muncul memang, tapi kurang ada perkembangan atau tambahan lore. Mereka tetap berada di pinggir sebagai teman Lena dan Shin yang ahli di bidang ini dan itu, dan satu-satunya perkembangan adalah bagaimana mereka bisa menerima hubungan Lena dan Shin.


Tapi ya mengesampingkan itu semua, 86 is a good story. Kisah perang yang klise tapi dengan eksekusinya yang apik, dengan detail dan development yang menarik. Layak dibaca buat para penggemar military dan mecha.



So, long story short: read 86 guys. Terutama yang demen military dan mecha, 86 ini beneran terasa seperti angin segar ditengah terpaan berbagai macam cerita isekai. Art-nya juga bagus, dan penyelesaian tiap volumenya memuaskan. Sayangnya ini bukan bacaan menyenangkan buat yang mau santai-santai, maupun buat orang yang nggak suka dan nggak biasa soal perang-perangan karena banyak sekali pemakaian military jargon dan istilah persenjataan yang nggak diketahui khalayak umum. Tapi buat kaum penggemar robot-robotan dan perang-perangan (like me!) ya ini definitely a must read.


Btw, sudah ada terjemahan Inggris yang diterbitkan sama Yen Press buat di US, jadi yang nggak bisa bahasa Jepang pun bisa baca novel ini juga. Adaptasi anime juga sudah rilis dan melihat dari pacenya, sepertinya akan selesai sampai di ending novel volume 1 saja. Sedikit tambahan, untuk saat ini novelnya di Jepang sudah sampai volume 9, tapi kalau mau baca novelnya sampai volume 1 saja sih nggak apa-apa karena menurutku novel ini bisa saja selesai sampai di volume 1 saja kok. Tentu saja kalau mau melihat perkembangan storynya, memang lebih baik baca sampai kelar. The choice is yours, tho.


Rating: 4.5/5

Comments


Post: Blog2_Post

Subscribe Form

Thanks for submitting!

  • Facebook
  • Twitter
  • LinkedIn

©2021 by Syllia's Book Trail. Proudly created with Wix.com

bottom of page