top of page

[Book Review] The Boy Who Bought Me Breakfast During The Whole Year

  • Writer: Syllia Stera
    Syllia Stera
  • Jun 22, 2021
  • 3 min read

Updated: Jul 11, 2021


Judul: The Boy Who Bougt Me Breakfast During The Whole Year Penulis: Ikumisa Bahasa: Bahasa Indonesia (terjemahan dari Mandarin) ISBN: 978-602-52972-5-0


Summary:


Xiang Wei Xin adalah seorang pelajar kelas 2 SMA yang doyan makan. Wei Xin yang doyan makan ini berteman baik dengan Fang Qi Ran, cewek tercantik di sekolahnya. Qi Ran yang merupakan idola satu sekolah sering dapat pernyataan cinta, dan sebagai teman baiknya tentu saja orang-orang juga jadi sering mencari Wei Xin buat nanyain macam-macam soal Qi Ran atau sekedar titip pesan.


Suatu hari, ada seorang senior kelas 3 bernama Tao Yu Quan yang mau nembak Qi Ran. Tapi karena yang bersangkutan sedang tidak ditempat, hadiahnya jadi dititipin di Wei Xin. Tentu saja seperti biasa Qi Ran menolak senior yang nembak dia itu. Dan karena males ngurusin hadiahnya, jadilah Qi Ran ngasih makanannya itu buat dimakan Wei Xin.


Tapi ternyata, Yu Quan masih belum menyerah. Setiap hari dia datang ke kelas dan membawa makanan, dan karena Qi Ran nggak mau makan jadinya selalu dimakan sama Wei Xin. Wei Xing agak merasa bersalah sih, tapi karena tergiur sarapan gratis enak setiap hari jadinya ya udah, sarapannya dimakan aja deh.


Begitulah yang terjadi sampai akhirnya Wei Xin malah jadi berteman dengan Yu Quan. Selama tahun itu Wei Xin mengalami berbagai hal, mulai dari masalah percintaan sampai klub. Dan Yu Quan menjadi salah satu orang terdekat yang selalu membantunya ketika ada masalah. Sampai ketika mendekati akhir tahun ajaran, Wei Xin menyadari satu hal: tahun ini Yu Quan akan lulus dan mereka nggak akan bisa ketemu lagi. Wei Xin jadi nggak enak sama Yu Quan, dan memutuskan buat melakukan hal yang terberat: ngaku kalau selama ini dia yang makan hadiah dari Yu Quan dan minta maaf.


Inilah kisah kehidupan SMA Wei Xin dengan segala kegalauan, keseruan dan dramanya.



Pertama kali lihat buku ini langsung suka sama covernya yang lucu dengan gaya shoujo manga dan gambar makanan berwarna pastel. Tapi dari segi cerita tentu saja awalnya agak ragu karena dari blurbnya aja udah ketahuan kalau isi ceritanya tentang high school romance, dan aku nggak pernah bisa suka sama genre yang satu ini.


Tapi karena tergiur cover yang ucul akhirnya beli juga dan well. Ternyata ceritanya bagus. Straightforward, santai dan manis banget pokoknya. Dan ketika membaca penutup yang bilang kalau buku ini ditulis based on true story, jujur aja aku agak kaget karena cerita ini tipikal shoujo manga yang nggak mungkin terjadi di dunia nyata. Luar biasa sekali bisa punya pengalaman kayak begini di SMA.


Mungkin ini juga yang membuat ceritanya jadi sangat relatable. Karena Wei Xin disini bukan cuma sekedar anak SMA doyan makan dan easygoing, dan Qi Ran bukan cuma sekedar cewek cantik yang perfect. Seperti layaknya remaja SMA pada umumnya, mereka punya masalah masing-masing yang nggak bisa mereka ceritakan sama orang terdekat, dan berbagai macam kegalauan khas remaja pada umumnya.


Well, like people said, truth is stranger than fiction; dan kisah cinta Wei Xin ini adalah salah satu buktinya.


Oh iya, satu lagi hal yang menarik dari buku ini: makanannya. Wei Xin mendeskripsikan semua makanannya dengan sangat detail. Dan ketika membacanya, rasanya bisa tersampaikan kalau anak ini adalah anak yang menikmati makanannya banget. Somehow ini jadi referensi tersendiri buatku karena setiap kali membaca deskripsi makanannya Wei Xin aku jadi mikir ‘Sip, next time kalau liburan ke Taiwan coba beli menu ini, ah’. Tanpa sadar dia sudah jadi duta jajanan Taiwan, ya.


Now the problem is: buku ini masuknya ke genre fiction atau non-fiction, ya?



Buatku yang paling nggak demen high shool romance, bisa dibilang The Boy Who Bought Me Breakfast During The Whole Year ini adalah sebuah breakthrough yang sukses karena I can read this without rolling my eyes. Memang sih ceritanya shoujo manga banget, tapi flownya terasa natural sehingga orang yang kurang bisa menikmati romance kayak aku pun bisa menikmatinya dengan baik.


Oh iya, ini pertama kalinya aku baca novel dari Taiwan. Aku memang suka baca novel Cina, tapi hampir nggak pernah baca yang genrenya modern dan romance gini. Ternyata cukup bagus dan ini ngasih aku keberanian buat mencoba novel-novel Cina dari genre yang sama.


All in all, buat para pencari kisah high school romance yang ringan, menyenangkan, dan happy ending, silahkan baca buku ini. Kalau bisa jangan dalam keadaan lapar ya, soalnya makanan disini banyak yang kelihatannya enak dan bisa bikin orang lapar jadi makin lapar.


Rating: 4/5

Commenti


Post: Blog2_Post

Subscribe Form

Thanks for submitting!

  • Facebook
  • Twitter
  • LinkedIn

©2021 by Syllia's Book Trail. Proudly created with Wix.com

bottom of page